ESAI
MANAJEMEN
MEDIA
TVRI DULU,
KINI, DAN MASA DEPAN
Disusun Oleh:
Titan Wira Yugatama
01716146283
Sekolah
Tinggi Multi Media ”MMTC”
YOGYAKARTA
2017
TVRI DULU,
KINI, DAN MASA DEPAN
Titan Wira Yugatama (01716146283/MIK A)
Di
era sekarang ini, perkembangan teknologi sudah sangat pesat. Teknologi sendiri tidak mengenal
batas, waktu, dan wilayah.
Masyarakat juga tidak asing lagi dengan perkembangan teknologi yang ada.
Melalui teknologi yang ada, kita bisa mendapatkan beberapa manfaat dalam bidang
media seperti, kita mampu berinteraksi menggunakan sosial media, dapat
menemukan informasi-informasi yang dibutuhkan dengan mudah dan dalam waktu yang
singkat.
Media
merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat. Tanpa adanya media,
masyarakat akan susah untuk mendapatkan informasi. Dengan itu, media selalu
berkembang dari dulu hingga kini dan bahkan masa yang akan datang. Salah satu
media yang populer yaitu media elektronik, televisi. Hampir seluruh masyarakat
mempunyai televisi. Dalam televisi, terdapat channel-channel. Channel yang dikenali masyarakat salah satunya
TVRI. TVRI merupakan stasiun televisi pertama di Indonesia.
Dewasa
ini sangat banyak channel televisi
yang lain. Hal tersebut membuat suatu persaingan. Dengan adanya itu, muncul
suatu hal yang berkaitan dengan TVRI, yaitu TVRI di masa lalu, TVRI di masa
kini, dan TVRI di masa depan.
TVRI di masa lalu.
Yang pertama, TVRI
di masa lalu. Sejarah baru pertelevisian swasta di tanah air
sudah seperempat abad. Namun, Televisi Republik Indonesia sebagai televisi
pemerintah yang hadir pertama kali, masih tetap eksis. Kehadirannya menjadi
saluran alternatif yang mewarnai dunia penyiaran Indonesia.
Bagi masyarakat kelahiran
tahun 1990an, tayangan TVRI mungkin tidak terlihat begitu mengasyikan. Masyarakat
yang tumbuh bersama dengan majunya teknologi yang semakin canggih dan munculnya
internet ini, mungkin lebih mengasyikan melihat aneka film dari dalam negeri
maupun luar negeri seperti film kartun, action,
dll. Berbeda dengan masyarakat generasi sebelumnya yang asyik dengan salah
satunya acara-acara di TVRI.
Setiap zaman memiliki
karakteristik tontonan masing-masing. TVRI hadir untuk mengisi ruang keluarga
dan memperlihatkan masyarakat Indonesia dengan tayangan-tayangan program
pemerintah. TVRI pada masanya, bahkan hingga kini, menjadi alat komunikasi
pemerintah.
Sampai usianya 27 tahun,
TVRI menjadi satu-satunya stasiun televisi di Indonesia. Selanjutnya, kehadiran
televisi swasta nasional pertama, Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), tahun
1989, menjadi awal kemunculan stasiun televisi swasta lainnya yang memberikan
variasi dan diferensiasi sajian acara kepada pemirsa.
Setelah
RCTI, satu per satu televisi swasta muncul dalam rentang yang berdekatan. Surya
Citra Televisi (SCTV), disusul Televisi Pendidikan Indonesia (TPI, 1991), yang
kini berganti nama menjadi MNC TV, kemudian Metro TV (2000), dan seterusnya.
Dalam
usianya kini yang ke-52, sudah banyak peristiwa dan perjalanan bangsa yang
disiarkan TVRI. TVRI menjadi saksi dan penyaji informasi dunia yang berubah, melewati
masa Orde Lama, Orde Baru, hingga kini Orde Reformasi. Meskipun harus menghadapi
kompetisi media-media yang ada, TVRI tetap bertahan.
Bertambahnya usia, tanpa
perbaikan susunan yang ada di TVRI, tentu akan menurunkan daya pikat di tengah
persaingan media yang ketat. Hal ini bisa dilihat dari indikasi berkurangnya
minat publik menonton tayangan TVRI.
Hasil jajak pendapat Kompas
menunjukkan, dalam setahun terakhir jumlah responden yang masih cukup sering
menonton TVRI tergolong kecil, hanya 20%. Sebanyak 62% responden masih suka
menonton televisi publik ini meskipun hanya sesekali atau jarang sekali.
Sementara itu, 18% responden mengaku tidak pernah menonton TVRI dalam setahun
terakhir.
Alasan
responden tidak lagi menonton TVRI antara lain karena tidak tertarik dengan
acara atau program yang disajikan TVRI (37,8%) dan karena kualitas gambar yang
tidak baik (23,6%).
Sementara itu, responden
yang masih suka menonton TVRI menyatakan bahwa acara atau program yang
disajikan TVRI bagus dalam artian informatif, mendidik, dan menghibur (66,6%).
Acara yang paling sering ditonton responden dari TVRI terutama terkait dengan
berita-berita terkini, baik berita lokal, nasional, maupun internasional. TVRI
bisa menjadi saluran alternatif yang mengimbangi persaingan dari stasiun
televisi yang lain (20,4%).
Kekuatan
utama yang dimiliki TVRI, menurut responden, salah satunya terletak pada
tayangan programnya yang dinilai memenuhi unsur informatif, mendidik, dan
menghibur. Aspek lain seperti staff, kualitas gambar, dinilai responden kurang.
Meskipun programnya dinilai
sudah bagus, responden berpendapat agar dampak penyiaran TVRI meluas dan
berpengaruh terhadap masyarakat. Banyak hal yang harus dibenahi termasuk
perbaikan program-program itu sendiri agar semakin digemari masyarakat (20,6%).
Hal lain
yang perlu dibenahi adalah kualitas sumber daya manusianya, peralatan dan
teknologi yang digunakan, serta upaya memasarkan programprogramnya. Upaya-upaya
pembenahan ini diperlukan, tetapi hal itu juga membutuhkan pendanaan yang
memadai. Selama ini, sumber pendanaan TVRI berasal dari anggaran pemerintah.
TVRI sebagai lembaga penyiaran publik berfungsi melayani kepentingan publik
dengan bersifat netral, mandiri, dan tidak komersial. Itu sebabnya, TVRI hanya
menyajikan iklan layanan masyarakat, bukan iklan komersial.
Terkait
penayangan iklan, responden menyatakan bahwa TVRI perlu menjaring dan
menayangkan iklan komersial. Hal ini dinyatakan oleh dua dari tiga responden
(66,4%). Jika peluang menayangkan iklan komersial ini terbuka bagi TVRI, bisa
jadi sumber pendanaan televisi tertua di Indonesia ini akan lebih besar dan
bermanfaat untuk peningkatan pelayanan.
Dengan meningkatnya
pelayanan publik, TVRI bisa menjadi lebih digemari masyarakat. Keyakinan ini
dimiliki dan disematkan mayoritas responden kepada TVRI.
TVRI di masa kini.
Yang
kedua, TVRI di masa kini. Mungkin, masyarakat zaman sekarang yang tinggal di
perkotaan, masyarakat yang lahir tahun 1990an tidak pernah melihat acara-acara
yang ada di TVRI. Masyarakat mungkin lebih menenal dan melihat acara-acara televisi
swasta yang ada. Hal tersebut bisa dikarenakan acara yang ada di
TVRI terlalu “kuno” dan tidak cocok ditayangkan pada zaman sekarang. Dengan
adanya televisi swasta, televisi swasta lebih menyajikan acara yang cocok bagi
zaman sekarang ini. Padahal acara di TVRI mengandung unsur pendidikan.
Bagi
generasi 1980an dan 1990an pasti mengalami pertelevisian yang berbeda, maka masyarakat
dapat berpendapat bahwa siaran dan acara televisi di TVRI zaman dulu jauh lebih
berkualitas dari siaran televisi zaman sekarang. Secara kualitas siaran baik
gambar maupun suara, mungkin memang jauh beda. Hal tersebut dikarenakan teknologi
penyiaran dan peralatan antara TVRI dan televisi masa kini berbeda
tingkatnya. Tetapi dari sisi kualitas isi acara, TVRI sebenearnya mengandung
unsur yang lebih dibandingkan lainnya.
Acara di
TVRI era 1980 dan 1990an adalah acara yang cukup lengkap dengan kualitas isi
yang dapat dibanggakan. Hampir semua segmen masyarakat mendapat porsi dalam
daftar acara yang dikemas di televisi pemerintah ini. Acara di TVRI terlihat
dirancang dengan sangat cermat dan sedemikian rupa sehingga mengena di seluruh
lapisan masyarakat.
TVRI juga
cukup jeli dalam menyusun dan menyajikan acara. Bagaimana mereka meletakkan
sebuah acara pada waktu dan tempat yang tepat. Berita, talk show, acara musik, dan yang lainnya
tersaji lengkap dalam tayangan TVRI.
Saat era
televisi digital ini, mungkin hanya beberapa stasiun televisi lain selain TVRI yang
memberikan kualitas setara. Acara yang lain, kebanyakan adalah acara yang bisa
disebut mengejar rating. Acara yang
ada di TVRI yang sebenarnya mengandung unsur-unsur yang positif justru “mati”
karena ada acara lain yang lebih asyik namun tidak mengandung unsur seperti
unsur yang ada di acara TVRI.
Menginginkan
TVRI yang dulu dalam masa jayanya untuk saat ini sangat susah. Acara-acara TVRI yang berkualitas, mengandung
unsur positif.
TVRI di masa depan.
Yang terakhir, yaitu TVRI di masa depan. Di
tengah persaingan media yang ada, media televisi masih menjadi primadona channel bagi para penonton negeri ini.
Bahkan pada saat industri periklanan yang menjadi sumber utama pendapatan
stasiun televisi menurun, persaingan di industri televisi semakin meingkat. Para
media berebut perhatian pemirsa dan rating.
Hal tersebut tentunya juga dirsakan oleh TVRI.
Dengan adanya persaingan media, TVRI mempunyai siasat untuk
menghadapi masa yang akan datang. Menggunakan manfaat berkembangnya teknologi khususnya
dalam bidang penyiaran, TVRI secara bertahap merevitalisasi semua lini dan
mencanangkan diri untuk membangun penyiaran televisi digital di seluruh
Indonesia.
Revitalisasi ini juga diikuti dengan perekrutan pimpinan divisi
usaha dari kalangan profesional. Pada 2014 Adam Bachtiar ditunjuk untuk mengisi
pos Direktur Pengembangan dan Usaha TVRI. Adam adalah seorang profesional di
dunia Teknologi Informasi yang memiliki jam terbang yang cukup tinggi. Dia
pernah menjabat sebagai Indonesia Country Manager di Regus, Country Manager di
Dun & Bradstreet Credibility Corp., General Manager di Epson Indonesia,
Sales Manager Cisco, hingga Product Manager IBM.
TVRI harus menghadapi di masa saat ini, yaitu melawan persepsi
publik bahwa TVRI adalah TV yang tua, jadul, kuno, ketinggalan jaman, acara
yang dianggap norak, hingga kualitas gambar dan suara tidak bagus. Bagi TVRI,
itu tidak mudah.
TVRI menyadari akan asset dan sumber daya manusia (SDM) menjadi
fokus pertama upaya ini, selain konten program acara, dan penggunaan teknologi.
Target akhirnya, mengubah stastus TVRI yang tidak kalah saing dengan stasiun
televisi yang ada saat ini.
Pertama, dari sisi aset dan infrastruktur, TVRI telah mengembangkan
12 pemancar di 10 lokasi menjadi pemancar digital dari 376 total jumlah
pemancar yang dimilikinya. Pada 2016 TVRI menargetkan TVRI di seluruh ibu kota
provinsi bersiaran digital. Pada 2018, TVRI bisa mendigitalisasi seluruh
infrastruktur yang dimiliki. Semua itu dilakukan agar siaran TVRI digital dapat
menjangkau sampai ke pelosok negeri dengan cakupan seluruh wilayah Indonesia.
Langkah untuk hal aset, TVRI akan
membuka kerja sama dengan mitra-mitra seperti penyedia jasa telekomunikasi
seluler, stasiun radio, penyedia jasa internet, dan lainnya. Hal tersebut untuk
pemanfaatan studio dan pemancar digital yang dimiliki oleh TVRI. TVRI juga akan
mengembangkan Puslitbang (Pusat Penelitian dan Pengembangan) dan Pusdiklat
(Pusat Pendidikan dan Latihan) berbasis teknologi digital di seluruh stasiunnya
di daerah.
Kedua, dari sisi konten siaran digital, saat ini TVRI telah
mengoperasikan empat slot siaran televise digital. Keempat slot itu adalah
TVRI-1 untuk siaran nasional, TVRI-2 untuk siaran TVRI Stasiun Daerah, TVRI-3
untuk siaran budaya dan pariwisata, dan TVRI-4 untuk siaran olah raga. Nantinya,
keempat slot itu akan menjadi brand
tersendiri yang menyasar pasar dan disesuaikan segmentasinya.
Ketiga, dari sisi SDM, TVRI juga merekrut masyarakat muda sebagai
tim lapis untuk operasional layar TVRI. Tim muda disiapkan untuk mengelola slot
TV digital. Hal tersebut dilakukan bahwa kreativitas dan semangat masyarakat muda
dipadu dengan pengalaman dan pengetahuan para kru senior akan menghasilkan team work yang bagus untuk mengelola
slot TV digital.
Keempat, dari sisi pengembangan media, untuk menghadapi era
konvergensi penyiaran digital yang menggabungkan teknologi telekomunikasi,
internet, dan penyiaran, TVRI sudah memperkuat lini produknya. TVRI menyiapkan media
baru yang dimiliki TVRI kini untuk menghadapi era konvergensi tersebut, yaitu
portal berita www.tvrinews.com, live streaming live.tvri.co.id, YouTube channel
TVRI Program). Saat ini, TVRI mempersiapkan produk Video on Demand (VOD) dan
Over the Top (OTT).
Kelima, dari sisi tayangan program, TVRI mencoba menyajikan berbagai
tayangan program lewat hal yang menarik dan yang lebih muda serta segar. Selain
itu, TVRI juga berupaya memperkuat berbagai konten daerah juga menjadi bagian
dari strateginya dalam program tayangan.
Hal ini dilakukan oleh TVRI bahwa TVRI ini tidak diam saja, tidak
“tidur,” tetapi terus bergerak dan berusaha melakukan berbagai perubahan dan
perbaikan terutama untuk masa yang akan datang.
Dilantiknya Helmy Yahya sebagai Direktur Utama TVRI
Dengan adanya
pelantikan tersebut, TVRI dan tentunya para masyarakat berharap agar TVRI
menjadi lebih baik. Lebih baik dalam arti bahwa jika yang lalu dan kini kurang
baik, maka harus dibenahi.
Terkait hal itu,
Helmy Yahya berharap TVRI bisa menjadi stasiun televisi yang lebih hidup lagi.
Hal tersebut juga merupakan tugasnya. TVRI sebenarnya memiliki potensi sangat
besar dan dengan adanya potensi tersebut seharusnya TVRI dapat bangkit kembali
serta bisa mengulang kembali masa kejayaannya di tengah persaingan media yang
ketat ini.
Helmy Yahya juga
menyatakan bahwa intinya dia akan mengungkap strategi ke depan bagi TVRI.
Contohnya seperti membenahi acara TVRI. Sejumlah acara akan dibat kembali
dengan mengusung konsep yang kekinian.
Selain itu, dia
juga mengucapkan akan memperbaiki layar, rebranding dan akan ada
program-program serta konten-konten yang kekinian. Akan ada banyak sekali acara
yang mengalama re-packaging.
Itu semua
diutarakan oleh Helmy Yahya sebagai direktur utama TVRI yang baru seperti yang
dilansir di Tribunnews.com.
Komentar
Posting Komentar
Kirim komentarmu di sini