Langsung ke konten utama

Unggulan

Melestarikan Seni Tari Yang Hampir Punah

UTS TIPE BERITA (MENULISA BERITA) UTS Mata Kuliah Jurnalistik Multimedia Disusun: Titan Wira Yugatama (01716146283/MIK 2A) PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROGRAM SARJANA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA YOGYAKARTA             MELESTARIKAN SENI TARI YANG HAMPIR PUNAH             Yogyakarta. Java Ethnic Artnival 2018 yang digelar selama dua hari di Plaza Pasar Ngasem, Patehan, Keraton, Yogyakarta, dimulai pada hari Jumat hingga Sabtu (20-21/4). Event tersebut dijelaskan atau diutarakan oleh Fahron Maskub Rifai selaku panitia dan dihadiri oleh para pengunjung. Java Ethnic Artnival 2018 menampilkan berbagai tarian tradisional yang berasal dari daerah Jawa Tengah dan mengalami acara puncaknya pada hari Sabtu, 21 April 2018. Event ini diadakan untuk memperingati hari lahirnya IKPM Jateng ...

Esai Manajemen Media, Perkembangan TVRI



ESAI
MANAJEMEN MEDIA
 
TVRI DULU, KINI, DAN MASA DEPAN

Disusun Oleh:
Titan Wira Yugatama
01716146283

Sekolah Tinggi Multi Media ”MMTC”
YOGYAKARTA
2017


TVRI DULU, KINI, DAN MASA DEPAN
Titan Wira Yugatama (01716146283/MIK A)

Di era sekarang ini, perkembangan teknologi sudah sangat pesat. Teknologi sendiri tidak mengenal batas, waktu, dan wilayah. Masyarakat juga tidak asing lagi dengan perkembangan teknologi yang ada. Melalui teknologi yang ada, kita bisa mendapatkan beberapa manfaat dalam bidang media seperti, kita mampu berinteraksi menggunakan sosial media, dapat menemukan informasi-informasi yang dibutuhkan dengan mudah dan dalam waktu yang singkat.
Media merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat. Tanpa adanya media, masyarakat akan susah untuk mendapatkan informasi. Dengan itu, media selalu berkembang dari dulu hingga kini dan bahkan masa yang akan datang. Salah satu media yang populer yaitu media elektronik, televisi. Hampir seluruh masyarakat mempunyai televisi. Dalam televisi, terdapat channel-channel. Channel yang dikenali masyarakat salah satunya TVRI. TVRI merupakan stasiun televisi pertama di Indonesia.
Dewasa ini sangat banyak channel televisi yang lain. Hal tersebut membuat suatu persaingan. Dengan adanya itu, muncul suatu hal yang berkaitan dengan TVRI, yaitu TVRI di masa lalu, TVRI di masa kini, dan TVRI di masa depan.

TVRI di masa lalu.
Yang pertama, TVRI di masa lalu. Sejarah baru pertelevisian swasta di tanah air sudah seperempat abad. Namun, Televisi Republik Indonesia sebagai televisi pemerintah yang hadir pertama kali, masih tetap eksis. Kehadirannya menjadi saluran alternatif yang mewarnai dunia penyiaran Indonesia.
Bagi masyarakat kelahiran tahun 1990an, tayangan TVRI mungkin tidak terlihat begitu mengasyikan. Masyarakat yang tumbuh bersama dengan majunya teknologi yang semakin canggih dan munculnya internet ini, mungkin lebih mengasyikan melihat aneka film dari dalam negeri maupun luar negeri seperti film kartun, action, dll. Berbeda dengan masyarakat generasi sebelumnya yang asyik dengan salah satunya acara-acara di TVRI.
Setiap zaman memiliki karakteristik tontonan masing-masing. TVRI hadir untuk mengisi ruang keluarga dan memperlihatkan masyarakat Indonesia dengan tayangan-tayangan program pemerintah. TVRI pada masanya, bahkan hingga kini, menjadi alat komunikasi pemerintah.
Sampai usianya 27 tahun, TVRI menjadi satu-satunya stasiun televisi di Indonesia. Selanjutnya, kehadiran televisi swasta nasional pertama, Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), tahun 1989, menjadi awal kemunculan stasiun televisi swasta lainnya yang memberikan variasi dan diferensiasi sajian acara kepada pemirsa.
            Setelah RCTI, satu per satu televisi swasta muncul dalam rentang yang berdekatan. Surya Citra Televisi (SCTV), disusul Televisi Pendidikan Indonesia (TPI, 1991), yang kini berganti nama menjadi MNC TV, kemudian Metro TV (2000), dan seterusnya.
            Dalam usianya kini yang ke-52, sudah banyak peristiwa dan perjalanan bangsa yang disiarkan TVRI. TVRI menjadi saksi dan penyaji informasi dunia yang berubah, melewati masa Orde Lama, Orde Baru, hingga kini Orde Reformasi. Meskipun harus menghadapi kompetisi media-media yang ada, TVRI tetap bertahan.
Bertambahnya usia, tanpa perbaikan susunan yang ada di TVRI, tentu akan menurunkan daya pikat di tengah persaingan media yang ketat. Hal ini bisa dilihat dari indikasi berkurangnya minat publik menonton tayangan TVRI.
Hasil jajak pendapat Kompas menunjukkan, dalam setahun terakhir jumlah responden yang masih cukup sering menonton TVRI tergolong kecil, hanya 20%. Sebanyak 62% responden masih suka menonton televisi publik ini meskipun hanya sesekali atau jarang sekali. Sementara itu, 18% responden mengaku tidak pernah menonton TVRI dalam setahun terakhir.
            Alasan responden tidak lagi menonton TVRI antara lain karena tidak tertarik dengan acara atau program yang disajikan TVRI (37,8%) dan karena kualitas gambar yang tidak baik (23,6%).
Sementara itu, responden yang masih suka menonton TVRI menyatakan bahwa acara atau program yang disajikan TVRI bagus dalam artian informatif, mendidik, dan menghibur (66,6%). Acara yang paling sering ditonton responden dari TVRI terutama terkait dengan berita-berita terkini, baik berita lokal, nasional, maupun internasional. TVRI bisa menjadi saluran alternatif yang mengimbangi persaingan dari stasiun televisi yang lain (20,4%).
            Kekuatan utama yang dimiliki TVRI, menurut responden, salah satunya terletak pada tayangan programnya yang dinilai memenuhi unsur informatif, mendidik, dan menghibur. Aspek lain seperti staff, kualitas gambar, dinilai responden kurang.
Meskipun programnya dinilai sudah bagus, responden berpendapat agar dampak penyiaran TVRI meluas dan berpengaruh terhadap masyarakat. Banyak hal yang harus dibenahi termasuk perbaikan program-program itu sendiri agar semakin digemari masyarakat (20,6%).
Hal lain yang perlu dibenahi adalah kualitas sumber daya manusianya, peralatan dan teknologi yang digunakan, serta upaya memasarkan programprogramnya. Upaya-upaya pembenahan ini diperlukan, tetapi hal itu juga membutuhkan pendanaan yang memadai. Selama ini, sumber pendanaan TVRI berasal dari anggaran pemerintah. TVRI sebagai lembaga penyiaran publik berfungsi melayani kepentingan publik dengan bersifat netral, mandiri, dan tidak komersial. Itu sebabnya, TVRI hanya menyajikan iklan layanan masyarakat, bukan iklan komersial.
Terkait penayangan iklan, responden menyatakan bahwa TVRI perlu menjaring dan menayangkan iklan komersial. Hal ini dinyatakan oleh dua dari tiga responden (66,4%). Jika peluang menayangkan iklan komersial ini terbuka bagi TVRI, bisa jadi sumber pendanaan televisi tertua di Indonesia ini akan lebih besar dan bermanfaat untuk peningkatan pelayanan.
Dengan meningkatnya pelayanan publik, TVRI bisa menjadi lebih digemari masyarakat. Keyakinan ini dimiliki dan disematkan mayoritas responden kepada TVRI.



TVRI di masa kini.
Yang kedua, TVRI di masa kini. Mungkin, masyarakat zaman sekarang yang tinggal di perkotaan, masyarakat yang lahir tahun 1990an tidak pernah melihat acara-acara yang ada di TVRI. Masyarakat mungkin lebih menenal dan melihat acara-acara televisi swasta yang ada. Hal tersebut bisa dikarenakan acara yang ada di TVRI terlalu “kuno” dan tidak cocok ditayangkan pada zaman sekarang. Dengan adanya televisi swasta, televisi swasta lebih menyajikan acara yang cocok bagi zaman sekarang ini. Padahal acara di TVRI mengandung unsur pendidikan.
Bagi generasi 1980an dan 1990an pasti mengalami pertelevisian yang berbeda, maka masyarakat dapat berpendapat bahwa siaran dan acara televisi di TVRI zaman dulu jauh lebih berkualitas dari siaran televisi zaman sekarang. Secara kualitas siaran baik gambar maupun suara, mungkin memang jauh beda. Hal tersebut dikarenakan teknologi penyiaran dan peralatan antara TVRI dan televisi masa kini berbeda tingkatnya. Tetapi dari sisi kualitas isi acara, TVRI sebenearnya mengandung unsur yang lebih dibandingkan lainnya.
Acara di TVRI era 1980 dan 1990an adalah acara yang cukup lengkap dengan kualitas isi yang dapat dibanggakan. Hampir semua segmen masyarakat mendapat porsi dalam daftar acara yang dikemas di televisi pemerintah ini. Acara di TVRI terlihat dirancang dengan sangat cermat dan sedemikian rupa sehingga mengena di seluruh lapisan masyarakat.
TVRI juga cukup jeli dalam menyusun dan menyajikan acara. Bagaimana mereka meletakkan sebuah acara pada waktu dan tempat yang tepat. Berita, talk show, acara musik, dan yang lainnya tersaji lengkap dalam tayangan TVRI.
Saat era televisi digital ini, mungkin hanya beberapa stasiun televisi lain selain TVRI yang memberikan kualitas setara. Acara yang lain, kebanyakan adalah acara yang bisa disebut mengejar rating. Acara yang ada di TVRI yang sebenarnya mengandung unsur-unsur yang positif justru “mati” karena ada acara lain yang lebih asyik namun tidak mengandung unsur seperti unsur yang ada di acara TVRI.
Menginginkan TVRI yang dulu dalam masa jayanya untuk saat ini sangat susah. Acara-acara TVRI yang berkualitas, mengandung unsur positif.




            TVRI di masa depan.
            Yang terakhir, yaitu TVRI di masa depan. Di tengah persaingan media yang ada, media televisi masih menjadi primadona channel bagi para penonton negeri ini. Bahkan pada saat industri periklanan yang menjadi sumber utama pendapatan stasiun televisi menurun, persaingan di industri televisi semakin meingkat. Para media berebut perhatian pemirsa dan rating. Hal tersebut tentunya juga dirsakan oleh TVRI.
Dengan adanya persaingan media, TVRI mempunyai siasat untuk menghadapi masa yang akan datang. Menggunakan manfaat berkembangnya teknologi khususnya dalam bidang penyiaran, TVRI secara bertahap merevitalisasi semua lini dan mencanangkan diri untuk membangun penyiaran televisi digital di seluruh Indonesia.
Revitalisasi ini juga diikuti dengan perekrutan pimpinan divisi usaha dari kalangan profesional. Pada 2014 Adam Bachtiar ditunjuk untuk mengisi pos Direktur Pengembangan dan Usaha TVRI. Adam adalah seorang profesional di dunia Teknologi Informasi yang memiliki jam terbang yang cukup tinggi. Dia pernah menjabat sebagai Indonesia Country Manager di Regus, Country Manager di Dun & Bradstreet Credibility Corp., General Manager di Epson Indonesia, Sales Manager Cisco, hingga Product Manager IBM.
TVRI harus menghadapi di masa saat ini, yaitu melawan persepsi publik bahwa TVRI adalah TV yang tua, jadul, kuno, ketinggalan jaman, acara yang dianggap norak, hingga kualitas gambar dan suara tidak bagus. Bagi TVRI, itu tidak mudah.
TVRI menyadari akan asset dan sumber daya manusia (SDM) menjadi fokus pertama upaya ini, selain konten program acara, dan penggunaan teknologi. Target akhirnya, mengubah stastus TVRI yang tidak kalah saing dengan stasiun televisi yang ada saat ini.
Pertama, dari sisi aset dan infrastruktur, TVRI telah mengembangkan 12 pemancar di 10 lokasi menjadi pemancar digital dari 376 total jumlah pemancar yang dimilikinya. Pada 2016 TVRI menargetkan TVRI di seluruh ibu kota provinsi bersiaran digital. Pada 2018, TVRI bisa mendigitalisasi seluruh infrastruktur yang dimiliki. Semua itu dilakukan agar siaran TVRI digital dapat menjangkau sampai ke pelosok negeri dengan cakupan seluruh wilayah Indonesia.
               Langkah untuk hal aset, TVRI akan membuka kerja sama dengan mitra-mitra seperti penyedia jasa telekomunikasi seluler, stasiun radio, penyedia jasa internet, dan lainnya. Hal tersebut untuk pemanfaatan studio dan pemancar digital yang dimiliki oleh TVRI. TVRI juga akan mengembangkan Puslitbang (Pusat Penelitian dan Pengembangan) dan Pusdiklat (Pusat Pendidikan dan Latihan) berbasis teknologi digital di seluruh stasiunnya di daerah.
Kedua, dari sisi konten siaran digital, saat ini TVRI telah mengoperasikan empat slot siaran televise digital. Keempat slot itu adalah TVRI-1 untuk siaran nasional, TVRI-2 untuk siaran TVRI Stasiun Daerah, TVRI-3 untuk siaran budaya dan pariwisata, dan TVRI-4 untuk siaran olah raga. Nantinya, keempat slot itu akan menjadi brand tersendiri yang menyasar pasar dan disesuaikan segmentasinya.
Ketiga, dari sisi SDM, TVRI juga merekrut masyarakat muda sebagai tim lapis untuk operasional layar TVRI. Tim muda disiapkan untuk mengelola slot TV digital. Hal tersebut dilakukan bahwa kreativitas dan semangat masyarakat muda dipadu dengan pengalaman dan pengetahuan para kru senior akan menghasilkan team work yang bagus untuk mengelola slot TV digital.
Keempat, dari sisi pengembangan media, untuk menghadapi era konvergensi penyiaran digital yang menggabungkan teknologi telekomunikasi, internet, dan penyiaran, TVRI sudah memperkuat lini produknya. TVRI menyiapkan media baru yang dimiliki TVRI kini untuk menghadapi era konvergensi tersebut, yaitu portal berita www.tvrinews.com, live streaming live.tvri.co.id, YouTube channel TVRI Program). Saat ini, TVRI mempersiapkan produk Video on Demand (VOD) dan Over the Top (OTT).
Kelima, dari sisi tayangan program, TVRI mencoba menyajikan berbagai tayangan program lewat hal yang menarik dan yang lebih muda serta segar. Selain itu, TVRI juga berupaya memperkuat berbagai konten daerah juga menjadi bagian dari strateginya dalam program tayangan.
Hal ini dilakukan oleh TVRI bahwa TVRI ini tidak diam saja, tidak “tidur,” tetapi terus bergerak dan berusaha melakukan berbagai perubahan dan perbaikan terutama untuk masa yang akan datang.

Dilantiknya Helmy Yahya sebagai Direktur Utama TVRI
Dengan adanya pelantikan tersebut, TVRI dan tentunya para masyarakat berharap agar TVRI menjadi lebih baik. Lebih baik dalam arti bahwa jika yang lalu dan kini kurang baik, maka harus dibenahi.
Terkait hal itu, Helmy Yahya berharap TVRI bisa menjadi stasiun televisi yang lebih hidup lagi. Hal tersebut juga merupakan tugasnya. TVRI sebenarnya memiliki potensi sangat besar dan dengan adanya potensi tersebut seharusnya TVRI dapat bangkit kembali serta bisa mengulang kembali masa kejayaannya di tengah persaingan media yang ketat ini.
Helmy Yahya juga menyatakan bahwa intinya dia akan mengungkap strategi ke depan bagi TVRI. Contohnya seperti membenahi acara TVRI. Sejumlah acara akan dibat kembali dengan mengusung konsep yang kekinian.
Selain itu, dia juga mengucapkan akan memperbaiki layar, rebranding dan akan ada program-program serta konten-konten yang kekinian. Akan ada banyak sekali acara yang mengalama re-packaging.
Itu semua diutarakan oleh Helmy Yahya sebagai direktur utama TVRI yang baru seperti yang dilansir di Tribunnews.com.

Komentar

Postingan Populer